Kendari, 15 Desember 2025 — Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia (PMI) Sulawesi Tenggara menegaskan komitmennya untuk menjaga ketersediaan dan keamanan stok darah menjelang akhir tahun, di tengah potensi meningkatnya kebutuhan layanan transfusi akibat tingginya mobilitas masyarakat dan risiko kejadian darurat.

UDD PMI Sultra menyadari bahwa periode akhir tahun kerap menjadi fase krusial bagi layanan kesehatan. Lonjakan aktivitas masyarakat, cuaca ekstrem, serta meningkatnya risiko kecelakaan dapat berdampak langsung pada kebutuhan darah di rumah sakit. Dalam konteks ini, ketahanan stok darah menjadi isu strategis yang tidak bisa ditangani secara reaktif semata.

Direktur Unit Donor Darah PMI Sultra, dr Erik Syam menyampaikan bahwa semua karyawan dan relawan telah diarahkan untuk memperkuat manajemen stok, meningkatkan intensitas layanan donor darah, serta memastikan distribusi darah berjalan efektif dan tepat sasaran.

UDD PMI Sultra menilai bahwa stok darah tidak boleh dikelola dengan logika reaktif, apalagi hanya bergantung pada kondisi darurat. Pengalaman di berbagai daerah menunjukkan bahwa krisis darah kerap terjadi bukan hanya karena ketiadaan pendonor, melainkan akibat lemahnya perencanaan, manajemen stok yang tidak adaptif, serta rendahnya kesadaran kolektif untuk donor darah secara berkelanjutan

“Menjaga stok darah bukan hanya soal jumlah, tetapi juga soal sistem. Kesiapsiagaan harus dibangun sejak dini, mulai dari perencanaan, pengelolaan stok, hingga partisipasi masyarakat. Saat ini, kebutuhan berpotensi meningkat sementara partisipasi donor justru cenderung menurun.” tegas Alumni Magister Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Hasanudin ini.

Sementara itu, Kepala bagian Pencari Donor Sukarela (P2D2S), Syahruni SKM menegaskan bahwa akhir tahun bukan sekadar periode libur, tetapi juga masa meningkatnya mobilitas masyarakat, potensi kecelakaan lalu lintas, bencana hidrometeorologi, hingga lonjakan kebutuhan layanan medis di rumah sakit. Dalam situasi seperti ini, ketersediaan darah menjadi penentu antara pelayanan yang berjalan dan pelayanan yang lumpuh.

“Darah tidak bisa menunggu. Ketika pasien membutuhkan, negara dan masyarakat tidak punya ruang untuk beralasan. Karena itu, kesiapsiagaan stok darah harus dibangun jauh sebelum krisis terjadi,” tegas perempuan yang sudah berkarir puluhan tahun di Unit Donor Darah PMI Sultra ini.

Namun demikian, PMI Sultra juga mengakui bahwa tantangan terbesar bukan hanya pada fasilitas, melainkan pada konsistensi partisipasi donor darah sukarela. Pola donor yang masih bersifat insidental dan menunggu momen tertentu dinilai berisiko melemahkan ketahanan sistem darah nasional.

“Akhir tahun sering kali menjadi titik lemah. Aktivitas donor menurun, sementara kebutuhan justru meningkat. Jika kesadaran donor darah tidak dibangun sebagai budaya, maka yang kita pertaruhkan adalah keselamatan nyawa manusia,” lanjutnya.

Selain menjaga kuantitas, UDD PMI Sultra menegaskan bahwa mutu dan keamanan darah adalah harga mati. Seluruh proses mulai dari seleksi pendonor, pemeriksaan laboratorium, penyimpanan, hingga distribusi dilakukan sesuai standar nasional dan regulasi yang berlaku. PMI tidak ingin kesiapsiagaan hanya dimaknai sebagai mengejar jumlah, tetapi mengabaikan kualitas dan keselamatan pasien.

PMI Sultra juga terus mendorong pemerintah daerah, institusi pendidikan, dunia usaha, dan komunitas sipil untuk tidak bersikap pasif. Ketahanan stok darah adalah cermin solidaritas sosial, sekaligus indikator kesiapan sistem kesehatan daerah dalam melindungi warganya.

“Donor darah bukan sekadar kegiatan seremonial. Ini adalah intervensi kemanusiaan paling nyata, murah, dan berdampak langsung. Satu kantong darah bisa menentukan hidup dan mati seseorang,” tegas Syahruni.

Menutup pernyataannya, Syahruni mengajak seluruh masyarakat Sulawesi Tenggara untuk tidak menunggu panggilan darurat, tetapi secara sadar dan sukarela menjadi pendonor darah rutin. Karena pada akhirnya, krisis darah bukanlah kejadian tiba-tiba, melainkan akibat dari kelalaian kolektif yang dibiarkan berulang.

— Humas PMI Sulawesi Tenggara

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *